Menyingkap Rahasia Fakta Paling Unik dan Aneh di Dunia Kita

Bolehkah Membaca Alquran Dengan Langgam Jawa?

Makin Unik - Ada hal-hal unik yang terjadi pada peringatan Isra Mi'raj SAW Muhamaad di Istana Negara tadi malam. Pada saat membaca Al-Quran, terdengar sedikit berbeda dan tidak biasa.

Acara ini disiarkan oleh TVRI qari menamperlihatkan yang sedang membaca Al-Quran Surat An-Najm 1-15, tapi mengejutkan, lagu ini dinyanyikan pembacaan menggunakan Java Langgam.


Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin hadir pada saat itu terlihat mencari serius dalam mendengarkan pembacaan dilakukan dengan Java Langgam.

Win menjelaskan bahwa kekayaan gaya khas pembacaan bangsa kepulauan Qur'an dimiliki Indonesia memperkaya qiraah kami. Kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa sebenarnya berarti kita memiliki kekayaan yang terkait dengan Al-Quran, tidak hanya di iluminasi Alquran atau qiraah tulisannya tetapi juga, jelasnya.

Sejauh ini, terang Menag, Kementerian Agama memiliki beberapa qori sesuai dengan ilmu pengetahuan tajiwid bisa melafalkan ayat-ayat Alquran dengan gaya Jawa, Sunda, Madura, dan gaya Aceh, sementara baru tiga gaya.


"Oleh karena itu, jika qori diperoleh yang bisa membaca Al-Quran dengan gaya Melayu, Bugis, Medan dan dengan gaya yang menjadi ciri khas dari nusnatara kami, saya pikir itu akan sangat memperkaya qiraah kami, dan saat menarik kita festivalkan dalam acara tertentu," ia mengatakan.

Namun, membaca Al-Quran dengan gaya Jawa menimbulkan pro dan kontra di beberapa kalangan. Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnaen mengungkapkan bahwa membaca Al-Quran dengan gaya Jawa called've mempermalukan Indonesia di dunia internasional.

Karena ia merasa bahwa di alam, ada banyak kesalahan baik tajwid, fashohah, dan lagu. Hal ini juga dianggap sebagai salah satu hal yang konyol. Menurut dia, sudah dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.

Jadi membacanya juga harus sesuai ketika Al-Quran diturunkan ke bumi. "Ibadah sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Al-Qur'an menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab asli yang diucapkan. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, sehingga membaca itu harus dengan cara Quran dikirim down, "katanya seperti dikutip Reuters.

Selain itu, Tengku menambahkan, trek untuk membaca Al-Qur'an itu sendiri telah setuju Qurra di dunia. "Lagu yang telah disepakati oleh tingkat dunia Qurra 'adalah lagu standar yang sudah ada tersebut Husaini Bayati, Hijaz, Shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," katanya.

Dia juga dianggap lahir keanehan ketika Alquran dibaca dengan menggunakan gaya tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, India, Jawa, Sunda, dan lain-lain.

Selain itu, ketua Muhammadiyah Prof. Yunahar Ilyas mengungkapkan, tidak ada kebutuhan untuk membaca Al-Quran dengan gaya Jawa, Sumatera, Ambon, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, bahasa Al-Quran dalam bahasa Arab, maka tidak boleh lupa bahwa membaca adalah bahasa Arab, bukan Melayu atau Jawa.

Yunahar menjelaskan, pandangan hukum membaca Al-Quran, yang tidak bisa ditawar itu hanya Makhraz dan Tazwid. Tapi, sesuatu yang lain mungkin tidak diperbolehkan jika dianggap tidak pantas untuk menjalankan.

Ia melanjutkan, jika hanya untuk memperkaya budaya, tidak perlu menyorot daerah kuda bit dalam membaca Alquran. Karena, menurut bahasa Al-Qur'an itu adalah bahasa universal yang diciptakan untuk seluruh Umat Islam di Dunia.

Sementara itu, menurut Ustadz Toha Husain al-hafidz yang juga murid dari Imam Syaikh Su'ud Haram Ash Shuraim di Purwokerto, ada tiga kesalahan dalam membaca Al-Quran dengan menggunakan gaya Jawa, yaitu:

Kesalahan Tajwid. Karena maadnya terpaksa mengikuti hukum kebutuhan lagu.
Kesalahan aksen. Koran harus diucapkan dengan aksen Arab. Biasanya dengan sab'ah qiraat atau asyrah qiraat.
Kesalahan Takalluf. Memaksa untuk meniru lagu yang tidak biasa untuk Qur'an.

Dalam Islam tidak ada bukti yang melarang seseorang untuk membaca Alquran dengan gaya daerah. Namun, akan lebih baik jika kita membaca sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi.

Dan sementara Allah memberitahu kita untuk membaca Al-Quran dengan tartil, Allah berfirman:

"... Dan membaca Alquran dengan tartil." [QS. Al-Muzammil ayat 4]

Tartil artinya membaca Al-Qur'an secara perlahan dan benar-benar tajwid dan makhrajnya, bagaimana Anda menanggapinya? Semoga bermanfaat.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Bolehkah Membaca Alquran Dengan Langgam Jawa?